Tertawa adalah bahasa yang bisa dipahami semua. Cukup tertawa, siapapun tahu bahwa dengan tertawa artinya sedang bahagia. Tidak ada yang ambigu, bukan? Walaupun benar ada luka yang dirasa.
Saya tahu, berat rasanya untuk tertawa ketika ada yang terluka; bahkan, senyum sekalipun. Tapi (secara tidak sadar) ada yang berangsur pulih ketika sedang tertawa. Membaik ketika tubuh melepaskan neurontrasmitter. Oleh karena itu, dampak positif yang diterima tubuh memberi dorongan bagi sistem kordiovaskular tubuh.
***
INI bukan soal kesehatan semata, tapi ini adalah soal penghibur, Entertainer. Beberapa saat yang lalu, di timeline @JuiPurwoto, saya lihat ada salah seorang follower-nya mengucapkan terima kasih kepada Jui karena telah menghibur pasangannya yang sedang terbaring sakit. Sebuah ucapan yang membuat hati terhenyuk.
Jui berhasil membuatnya kembali tertawa semenjak dirawat di rumah sakit. Tentu lewat aksi stand up-nya yang mungkin Ia lihat dari YouTube.
Yup, karena tugas utama penghibur adalah menghibur. Dan, menurut saya, Film ‘Mendadak Dangdut’ merupakan sebuah film tentang potret nyata menjadi seorang penghibur. Film yang mestinya jadi panutan bagi sebagian orang yang ingin serius terjun di dunia hiburan.
Ada salah satu adegan yang mengkin tidak saya lupakan- selain tatapan cabul dari Sakurta Ginting ke Titi Kamal – yaitu ketika Petris (Titi Kamal) menggelar bakti sosial untuk sunatan Kipli (Sakurta Ginting). Saat itu Ibu Kipli baru saja pulang dari Arab, menjadi TKW, dan pulang penuh luka disekujur bandan. Bahkan, untuk makan dan membuka mulut saja tidak bisa.
Saat itu Petris sudah jadi artis dangdut keliling jempolan. Sudah pandai memainkan cengkoknya. Di kegiatan bakti sosial itu banyak yang datang, banyak yang menyumbang. Namun di teras rumah Kipli, ada Ibunya yang ikut menyaksikan, duduk menonton acara dangdutan.
Ibunya tersenyum. Mungkin ingin tertawa karena melihat atmosfer yang terjadi. Sebuah atmosfer yang tidak Ia bisa lihat di Arab Saudi selama menjadi pembantu di sana. Dan, itu yang membuat Petris bahagia, mampu membuat Ibunya Kipli tersenyum. Karena Petris tahu, untuk membuka mulut saja Ibunya Kipli pasti sedang mengalami sakit yang menyiksa, tapi Petris berhasil membuatnya tersenyum, seakan bisa melupakan sejenak sakit yang diderita.
***
Menghibur orang memang tak semudah mengintip di kamar mandi. Tapi jika itu dilakukan dengan hati, pasti hasilnya akan lain lagi.
Ketika para Komika latihan (Open mic), memang banyak tantangan yang mesti ditaklukan. Selain menguji materi, disisi lain mesti menghibur orang yang datang. Itu karena penonton yang datang heterogen, beragam. Mungkin ada yang datang untuk sekedar mencicipi makanan, mungkin ada juga yang datang membawa kesedihan, atau memang datang karena ingin melihat aksi para Komika latihan. Tidak ada yang tahu, karena ketika di pintu masuk tidak ada juga orang yang menanyakan.
Namun, belajar dari Laswell, komunikasi terbaik adalah ketika kau dapatkan umpan balik, feed back. Yang dihibur merasa terhibur, dan yang menghibur mendapat respon balik yang baik dari yang dihibur.
Saya sendiri diajarkan, membahagiakan (menghibur) oranglain adalah sifat terbaik yang diajarkan leluhur. Apapun bentuknya.